Nasehat Klise Pedoman Teori Pelajaran Menulis


Mata Upadate -

Nasehat Klise Pedoman Teori Pelajaran Menulis

Nasehat Klise Pedoman Teori Pelajaran Menulis

Seorang penulis handal tidak akan memikirkan penilaian pembaca, menulis dengan seenak jidatnya, terpenting adalah sudah mengeluarkan isi perut yang memuakkan. Dan...... plong. Sedangkan sebaliknya, bagi yang masih dalam tahap belajar maka masih digentayangi oleh hantu ragu-ragu, gelimang kekhawatiran membunuh sel-sel registry imajinasinya. Itu karena terpaku oleh standarisasi nasehat klise sebagai pedoman teori pelajaran menulis.

Misalnya, nasehat yang disampaikan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia menekankan, bahwa perlunya menganut penerapan EYD yang baik dan benar. Hal ini terpatri dan membekas di dalam hati seorang warga negara yang patuh dan taat dengan tata bahasa nasional, padahal menulis bukan sedang berpidato, kecuali tulisan-tulisannya berisikan khotbah sains yang kaku.

Misalnya, membuat kerangka karangan. Dengan konsep ini dianggap dapat meluruskan pondasi bahasan yang diangkat. Bolehlah bila digunakan ketika akan menulis laporan praktek kerja atau menyusun tugas skripsi, tapi apa jadinya jika artikel yang dibuat justru bobotnya terdapat pada keberanian cara pandang seseorang dalam beragumentasi. Apakah opini pribadi perlu dikonsepkan sebelumnya? Berarti tidak spontanitas.

Misalnya, lebih mengedepankan pemahaman terhadap teori berbahasa dalam mewujudkan suatu tulisan, sehingga diperlukan waktu ekstra untuk mengevaluasi tulisan sebelum diterbitkan. Sebenarnya, enak menurut diri sendiri bukan berarti lezat dinikmati oleh orang lain. Maka jangan biarkan keegoisan menguasai penilaian menurut diri sendiri, tetapi biarkan mereka yang mengomentari, dan setiap pendapat dikunyah yang kemudian ditelan untuk diolah kembali mengikuti kesesuaian nada atau irama inspirasi.

Misalnya, sebelum menulis disibukkan dengan membuka ribuan helai kamus bahasa hanya untuk mendapatkan kata yang tepat digunakan dan benar dalam penerapannya. Kamus dianggap sebagai divisi qualit control dalam suatu produk, bertujuan untuk memberikan kualitas tata bahasa yang terbaik. Ingatlah, artikel bukan produk massal buatan pabrik, melainkan sebuah produk limited edition. Tidak akan terulang dan bisa diulangi pada waktu akan datang, sebab dengan momen berbeda maka akan menghasilkan produk yang berbeda pula, sesuai dengan suasana hati maupun pikiran yang sedang dirasakan pada saat itu.

Misalnya, bla...bla...bla...

Pastinya, saya akan melempar jauh-jauh semua semuan nasehat sejenis itu. Tokh pada kenyataannya, semua indoktrinasi tersebut membuat kemacetan panjang dalam menghasilkan suatu tulisan, selalu gagal menulis. Pasalnya, yang ada di dalam pikiran bukan bagaimana cara untuk menumpahkan seluruh gagasan, namun tersumbat oleh aturan dan undang-undang menulis. Saya lebih sukses menulis dengan seenak udele dewe. Jemari terasa lincah dan bebas menari-nari kegirangan. Dengan kata lain, ketika pintu tertutup rapat dan sulit dibuka, masih ada jendela untuk diloncati, dan bila perlu nyerobot lewat ventilasi udara.
   
baiklah teman ... itulah postingan saya tentang Nasehat Klise Pedoman Teori Pelajaran Menulis semoga teman sekalian terpuaskan dan jangan lupa untuk cari lagi untuk postingan yang serupa di sebelah kiri ^_^ tetap jaga Mata untuk selalu Update ^_^